Rabu, 16 September 2009

Tugas agama Buddha

Dalam tugas ini,umat diminta untuk menjelaskan apa saja hal yang tidak dibenarkan dalam ajaran Buddha.



PERILAKU UMAT BUDDHA YANG TIDAK DIBENARKAN

Dalam Agama Buddha, diajarkan bahwa, kita selaku umat beragama harus berbuat baik supaya dapat menerima karma yang baik pula. Agama Buddha tidak memaksakan umatnya untuk terus-terusan datang ke vihara/kuil beribadah, tetapi sebagai seorang umat beragama yang baik, sudah sepatutnya kita memiliki niat untuk taat beribadah, beramal, berbuat baik dan juga tidak berpikiran kotor. Dalam hal ini, ditemukan banyak umat Buddha yang memiliki tujuan negatif dan bersifat duniawi. Ada beberapa umat Buddha yang mendirikan vihara/ kuil dengan tujuan supaya banyak umat Buddha yang datang dengan memberikan dana besar-besaran kepada vihara dan dipergunakan untuk keperluan pribadi(segi materi). Ada pula, umat Buddha yang datang ke vihara/kuil hanya pada saat mereka ada masalah, ingin meminta sesuatu, memohon keselamatan, dan hal-hal lain yang juga hanya bertujuan untuk diri sendiri(segi kejiwaan). Umat Buddha disarankan untuk banyak berdana(berupa;sandang,pangan,papan) kepada orang-orang yang membutuhkan, fakir miskin, anak-anak terlantar dan juga orang-orang jompo supaya mereka dapat memiliki karma baik di dunia, tetapi banyak kejadian dimana para Umat Buddha berlomba-lomba memberikan dana lebih besar karena ingin terlihat kaya raya, gengsi, dan lain-lain, ini sungguh sikap yang sangat tidak baik karena ini merupakan kebaikan yang dilandasi dengan kebohongan terhadap diri sendiri dan Sang Buddha(segi rohani). Seluruh tindakan ini tidak diperkenankan dalam Agama Buddha karena dalam ajaran Buddha tidak diperkenankan untuk memohon atau meminta, berpikiran buruk, berniat tidak baik karena Agama Buddha lebih menekankan perilaku yang baik agar seseorang mendapatkan kebahagiaan. Oleh karena itu, Agama Buddha mempergunakan istilah 'puja bakti' sebagai pengganti doa. Istilah 'puja bakti' meliputi kegiatan menghormati Sang Buddha serta melaksanakan Ajaran Sang Buddha dalam kehidupan sehari-hari. Pelaksanaan Dhamma ini adalah merupakan bentuk penghormatan tertinggi kepada Sang Buddha. Tata cara puja bakti Buddhis, pada umumnya dilakukan sesuai dengan tradisi vihara setempat dengan mengikuti pedoman buku paritta yang dipergunakan. Adapun paritta yang dibaca bukan berisi permohonan maupun permintaan melainkan berisi berbagai ceramah Sang Buddha yang perlu dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari untuk mendapatkan kebahagiaan. Oleh karena itu, puja bakti dalam Agama Buddha lebih bersifat perenungan. Dengan demikian, setelah membaca paritta, umat hendaknya merenungkan arti paritta yang dibaca dan bertekad untuk melaksanakannya.