Selasa, 08 September 2009

Certificate seminar Theories Into Realities-LSPR



Certificate seminar Woman Trafficking - LSPR



Certificate City & Guilds



Certificate LCCI



Tugas akhir pelajaran Antropologi budaya

Tugas ini berisi tentang bagaimana kebudayaan di Indonesia, apakah hubungan antara IPTEK dan kebudayaan, serta bagaimana para remaja Indonesia menanggapi tentang kebudayaan.

KEBUDAYAAN
KERANGKA TEORITIS
2.1 Definisi Kebudayaan
Budaya atau kebudayaan adalah suatu pola dari keseluruhan keyakinan dan harapan yang dipegang teguh secara bersama oleh semua anggota suatu masyarakat
2.1.1 Definisi Etimologis Kebudayaan
Kata budaya berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal atau hal-hal yang berhubungan dengan akal manusia.
2.1.2 Definisi Konseptual Kebudayaan
Para ahli mendefinisikan kebudayaan sebagai berikut:
Andreas Eppink
kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan, serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Edward B. Tylor
Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi
Kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Ki Hajar Dewantara
Kebudayaan adalah buah budi manusia, hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni alam dan zaman (kodrat dan masyarakat) yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan
dan kesukaran di dalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.
Sutan Takdir Alisyahbana
Kebudayaan adalah manifestasi dari cara berpikir sehingga pola kebudayaan itu sangat luas. Sebab, semua laku dan perbuatan tercakup di dalamnya dan dapat dan diungkapkan pada basis dan cara berpikir termasuk di dalamnya perasaan karena perasaan juga merupakan maksud dari pikiran.
2.1.3 Definisi Operasional Kebudayaan
Kebudayaan adalah akal budi yang dimiliki oleh manusia yang berisi keseluruhan pengertian, norma, adat-istiadat dan cara berfikir yang harus kita lestarikan agat tidak hilang karena berjalannya waktu.

2.2 Definisi Masyarakat
2.2.1 Definisi Masyarakat Etimologis
Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak, yang artinya suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas.
2.2.2 Definisi Masyarakat
• Menurut kamus “Wikipedia”, masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut.

• Menurut Smith, Stanley dan Shores, masyarakat adalah suatu kelompok individu-individu yang terorganisasi serta berfikir tentang diri mereka sendiri sebagai suatu kelompok yang berbeda.

• Menurut Znaniecki, masyarakat merupakan suatu sistem yang meliputi unit biofisik para individu yang bertempat tinggal pada suatu daerah geografis tertentu selama periiode waktu tertentu dari suatu generasi.

• Menurut Liton yang dikutip oleh Indan Encang, masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama, sehingga mereka itu dapat mengorganisasikan dirinya dan berpikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu.

• Menurut W F Connell, masyarakat adalah 1) suatu kelompok orang yang berpikir tentang diri mereka sendiri sebagai kelompok yang berbeda, diorganisasi, sebagai kelompok yang diorganisasi secara tetap untuk waktu yang lama dalam rintang kehidupan seseorang secara terbuka dan bekerja pada daerah geografls tertentu, (2) kelompok orang yang mencari penghidupan secara berkelompok, sampai turun temurun dan mensosialkan anggota anggotanya melalui pendidikan, (3) suatu ke orang yang mempunyai sistem kekerabatan yang terorganisasi yang mengikat anggota-anggotanya secara bersama dalam keselurühan yang terorganisasi.
2.2.3 Definisi Operasional
Masyarakat adalah suatu kelompok orang yang berpikir tentang diri mereka sendiri sebagai kelompok yang berbeda diorganisasi yang telah cukup lama hidup, bekerja sama, dan bertempat tinggal pada suatu daerah geografis tertentu selama periode waktu tertentu.

ANALISIS PEMBAHASAN
3.1. Pengertian budaya
Definisi budaya secara sempit mencakup kesenian dengan semua cabang-cabangnya, dan definisi budaya secara luas mencakup semua aspek kehidupan manusia. Karena pengertian budaya itu kompleks, maka tidaklah mudah memberikan definisi budaya yang tepat. Namun, dalam pembahasan ini, yang diperlukan ialah pengertian-pengertian budaya yang relevan. Menurut Sutan Takdir Alisjahbana, budaya dalam arti sempit adalah adat istiadat, kepercayaan, seni. Budaya dalam arti luas melingkupi segala perbuatan manusia. Budaya tak lain daripada hasil budi manusia. Semua pengertian budaya yang pernah dikemukakan mengandung pengertian bahwa budaya merupakan sesuatu yang secara sadar dipelajari dan diwariskan. Jadi, berbeda dengan hal-hal yang dapat diperoleh berdasarkan naluri. Untuk menciptakan dan mengembangkan budaya diperlukan intervensi aktif manusia untuk mengolah yang disediakan baginya dalam alam sekitarnya. Menurut Sutan Takdir Alisjahbana, budaya Indonesia haruslah budaya yang modern, yaitu budaya yang progresif. Sutan Takdir Alisjahbana mengangap budaya Indonesia yang tradisional yang juga dianggapnya sebagai budaya yang ekspresif. Kekalahan bangsa Indonesia melawan Belanda, adalah kekalahan budaya ekspresif melawan budaya progresif. Adalah mentalitas bangsa Indonesia yang merupakan produk budayanya yang ekspresif itu yang membuat bangsa Indonesia dijajah oleh bangsa Belanda.
Kuntjaraningrat, seorang pakar Antropologi dan kebudayaan, melihat banyak hal dalam budaya Indonesia yang tidak sesuai dengan mentalitas pembangunan. Dalam bahasan tentang kelemahan mentalitas bangsa Indonesia, antara lain dikemukakan bahwa Bangsa Indonesia mempunyai:
1. “nilai budaya yang (tidak) berorientasi terhadap hasil karya manusia itu sendiri(tidak achiecement oriented).”
2. “orientasi yang terlampau banyak terarah ke zaman yang lampau” sehingga “akan melemahkan kemampuan seseorang untuk melihat ke masa depan.”
3. kecenderungan untuk melarikan diri dari dunia ke dunia kebatinan “yang tidak begitu cocok dengan jiwa rasionalisme yang kita perlukan untuk mempercepat pembangunan.”
4. kecenderungan yang lampau banyak menggantungkan diri kepada nasib.
5. kecenderungan untuk “menilai tinggi konsep sama-rata-sama-rasa...(yang) mewajibkan suatu sikap konformisme yang besar(artinya, orang sebaiknya menjaga agar jangan dengan sengaja berusaha untuk menonjol di atas yang lain),...(suatu)sikap(yang) agak bertentangan dengan jiwa pembangunan yang justru memerlukan usaha jerih payah dengan sengaja dari pihak individu untuk maju dan menonjol di atas yang lain”
6. “adat sopan-santun(yang)amat berorientasi ke arah atasan” yang mematikan hasrat untuk brdiri sendiri dan berusaha sendiri.
Sutan Takdir Alisjahbana maupun Kuntjaraningrat melihat beberapa nilai tradisional bangsa Indonesia tidak cocok dengan jiwa pembangunan dan oleh karena itu perlu dihilangkan. Kedua pakar budaya itu juga mengakui adanya nilai-nilai budaya asli Indonesia yang masih berguna dan dapat dipakai dalam pelaksanaan pembangunan bangsa. Jika dibandingkan antara pendapat Sutan Takdir Alisjahbana maupun Kuntjaraningrat tentang pengembangan budaya nasional Indonesia, maka dapat dilihat bahwa keduanya ingin membuat budaya nasional Indonesia menjadi budaya modern yang dapat menjaab tantangan zaman modern dewasa ini.
Kuntjaraningrat(1985:112-122) berpendapat bahwa mengembangkan budaya khas ala Indonesia dapat dilakukan melalui pengembangan kesenian nasional Indonesia alih-alih melalui unsur lain seperti ilmu pengetahuan dan teknologi(yang bersifat universal itu) atau agama. Jadi, unsur paling utama dari budaya nasional Indonesia itu adalah kesenian. Sutan Takdir Alisjahbana melihat bahwa budaya nasional Indonesia itu bersifat progresif dan unsur-unsur yang perlu dikembangkan mencakup IPTEK, politik,ekonomi,kesenian dan lain-lain. Dalam pengembangan budaya nasional Indonesia, Sutan Takdir Alisjahbana menganut pengertian budaya dalam arti luas. Budaya akan menghasilkan manusia Indonesia yang “rasional,dinamis,dan sadar akan hidupnya” dan manusia Indonesia itu harus ditempatkan dalam kerangka kemanusiaan yang Universal: “Manusia Barat dan Timur sama. Sama manusia.” Budaya nasional Indonesia itu harus menghasilkan manusia Indonesia yang besar: “Saya bekerja mati-matian untuk Indonesia. Tetapi Indonesia harus dilihat dari kemanusiaan. Saya ingin jadi orang Indonesia yang besar. Apa saya mau menjadi orang atau manusia kecil tetapi keindonesiaannya saja yang besar?”
Pada perempatan akhir abad ke-19, misalnya, Bankimchandra Chattopadhyay, telah bergelut dengan masalah-masalah yang dihadapi oleh Sutan Takdir Alisjahbana, yaitu hubungan budaya dan kekuasaan dalam konteks negri jajahan, ketika negri dan bangsanya, India, dijajah oleh bangsa Inggris. Bankimchandra Chattopadhyay(1838-1894) adalah seorang novelis, satiris,sastrawan India yang terkenal di zamannya yang pertama-tama memperkenalkan prinsip-prinsip nasionalisme India. Tulisan-tulisannya banyak dibaca di bidang sosiologi dan ekonomi abad ke-19 di Eropa. Dan menurutnya,dia sangat dipengaruhi oleh paham positivisme dan utilitarianisme.(Chatterjee, Partha:1993:54.)
Sutan Takdir Alisjahbana berkata bahwa dijajahnya bangsa Indonesia oleh Belanda terletak pada kenyataan bahwa budaya bangsa Indonesia tidak sanggup berhadapan dengan budaya Belanda, Bankimchandra pun berpendapat bahwa kegagalan India menghadapi rangkaian penaklukan oleh para penjajah yang dialaminya selama 7 abad, mulai dari serbuan Islam ke India sampai penjajahan Inggris, merupakan ketidakberdayaan budaya India menghadapi budaya para penakluk(Chatterjee, 1993:55-56). Oleh karena itu, untuk memperoleh kemerdekaannya kembali India harus menciptakan budaya yang ideal dimana industri dan sains Barat dapat dipelajari dan ditingkatkan lagi sementara keagungan spiritual budaya Timur tetap dipertahankan.
Kalau kita mempelajari sejarah perkembangan budaya bangsa-bangsa lain, kita akan melihat bahwa perkembangan dan pengayaan budaya suatu bangsa terjadi karena kontak budaya serta pengalihan unsur-unsur budaya lain ke dalamnya. Tidak ada budaya yang berkembang tanpa pengaruh dari luar. Banyak pendapat dikmukakan tentang kehidupan budaya-budaya yang muncul di muka bumi, seperti contoh Arnold Toynbee(dalam Civilization on Trial and The World and The West, 1959), mengemukakan analogi kehidupan organisme dengan kehidupan budaya . dinosaurus yang hidup di rawa-rawa punah dari muka bumi karena tidak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan fisik lingkungannya. Begitu juga halnya dengan budaya manusia. Budaya jika tidak dapat memberikan respons yang tepat terhadap perubahan yang terjadi di sekelilingnya akan mengalami kemunduran dan akan punah. Usaha untuk mempertahankan diri terhadap tantangan yang datang dai luar diperlihatkan, oleh bangsa Cina, Mesir, Jepang, Turki dengan menerima perubahan-perubahan dalam budayanya.
3.2. Universitas sebagai Pusat Budaya
Rumusan-rumusan tentang perguruan tinggi yang terdapat, misalnya dalam Undang-Undang R.I. No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Di sana kita dapat membaca definisi perguruan tinggi(Pasal 16, Ayat 2) dan universitas (Pasal 16, Ayat 7). Dalam peraturan pemerintah R.I. No.3 tahun 2003 tentang Pendidikan Tinggi (PP 60), (Pasal 2, Ayat 1).
Pada arah lebih tinggi, Undang-Undang No.2 Tahun 1989 mengenai Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) telah merumuskan dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional sebagai berikut:
Pasal 2: Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Pasal 3:Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta
meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka
upaya mewujudkan tujuan nasional.
Pasal 4: Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman
dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang
mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan.
Rumusan dalam pasal-pasal yang dikemukakan di atas mencakup semua aspek kehidupan manusia dan masyarakat Indonesia sebagai satu keseluruhan.
Universitas sebagai pusat kebudayaan melakukan kegiatan di bidang pendidikan dan penyeabaran ilmu pengetahuan, yakni kegiatan yang disebut dharma pertama perguruan tinggi. Agar mutu pendidikan terjamin dan juga agar apa yang diajarkan tidak ketinggalan zaman, maka universitas juga melakukan penelitian. Melalui penelitian, universitas diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berguna bagi masyarakatnya.penelitian yang menekankan pengembangan ilmu disebut penelitian dasar atau murni dan menghasilkan ilmu dasar(basic science) dan penelitian yang menekankan penerapan ilmu disebut penelitian terapan dan menghasilkan teknologi yang hasilnya langsung dapat digunakan dalam pembangunan ekonomi. Inilah yang disebut dharma kedua.
Sehubungan dengan dharma kedua ini, mengingat kenyataan bahwa dalam era globalisasi yang sedang kita masuki dewasa ini, maka kita pun harus mempersiapkan diri jika tidak ingin tertinggal. Salah satu ciri yang sangat menonjol dari era ini ialah penggunaan IPTEK. Itulah sebabnya bahwa budaya bangsa Indonesia yang akan kita kembangkan itu adalah budaya yang mengandalkan IPTEK. Oleh karena itu pula, universitas harus meningkatkan dan mengembangkan kegiatan penelitian dalam segala cabang ilmu dan untuk itu perlu didirikan pusat-pusat penelitian dan pengembangan(think thank) salah satu bidang yang kelihatannya perlu dipacu adalah bioteknologi. Semua perubahan yang terjadi sebagai akibat perubahan IPTEK mencakup semua aspek kehidupan.
Dharma ketiga dari perguruan tinggi adalah pengabdian kepada masyarakat. Sebenarnya, kedua dharma yang disebut terdahulu juga mengabdi kepada masyarakat. Bedanya dari dharma ketiga ialah bahwa dharma ketiga ini sifatnya praktis dan langsung. Misalnya memberi informasi, penyuluhan mengenai hal-hal tertentu, dan penangulanggan masalah-masalah yang terdapat dalam masyarakat. Seperti hanya unsur-unsur sistem pendidikan lainnya, universitas merupakan sarana yang sangat ampuh untuk menyebarluaskan informasi mengenai berbagai bidang ilmu. Jadi, untuk mengembangkan budaya bangsa yang berunsurkan ilmu dan teknologi modern, universitas sangat efektif dan efisien. Memang harus diakui bahwa tidak semua usaha memodernkan budaya nasional Indonesia itu dapat dilakukan oleh universitas. Penciptaan kreatif di bidang kesenian, misalnya, terjadi di dalam masyarakat. Sampai saat ini pun, karya-karya seni, terutama yang disebut “seni tradisional” dihasilkan oleh masyarakat tanpa mempunyai bekal atau latar belakang pengetahuan teoritis. Sebagai bagian dari budaya dan peradaban dunia modern, budaya nasional Indonesia pun dipengaruhi oleh budaya-budaya lain. Unsur ilmu pengetahuan dan teknologinya telah diketahui diatas. Khusus mengenai unsur-unsur kesenian, universitas atau perguruan tinggi juga merupakan tempat dan sarana yang penting.
Dalam mempersiapkan bangsa Indonesia agar dapat bersaing di bidang ekonomi dunia, yaitu bidang kehidupan yang banyak mengandalkan keungullan IPTEK, maka di satu pihak universitas harus dikembangkan menjadi pusat keunggulan di bidang IPTEK. Keunggulan di bidang IPTEK ini harus digunakan untuk memanfaatkan sebanyak mungkin peluang yang tersedia. Pemanfaatan atau penggunaan IPTEK membawa kita pada pertimbangan-pertimbangan moral dan etika. Jika di satu pihak, ilmu pengetahuan bertujuan untuk menemukan kebenaran, yaitu hukum-hukum yang mengikat dan mengatur alam semesta, melalui penelitian yang menggunakan metode ilmiah, maka di pihak lain penerapan ilmu, setidak-tidaknya bidang ilmu tertentu, pertimbangan-pertimbangan moral dan etika sangat diperlukan.
Pengembangan universitas sebagai pusat budaya akan selalu membawa kita kepasa isu hubungan ilmu pengetahuan atau sains dengan ilmu-ilmu kemanusaan, atau juga disebut hubungan hal-hal yang “rasional” dan yang “tradisional” hubungan antara sains dan agama. Dalam menentukan fungsi IPTEK secara tepat dalam kehidupan manusia, berbagai pendapat telah dikemukakan. Dalam GBHN, misalnya secara jelas telah dirumuskan bahwa pendidikan nasional Indonesia harus menghasilkan manusia seutuhnya. Di samping menguasai IPTEK, manusia Indonesia juga harus mempunyai iman yang tinggi.
Universitas pada umumnya sebagai tempat mendidik calon-calon pemimpin bangsa harus dapat melihat dengan jelas hubungan IPTEK dan humaniora. Pembicaraan mengenai universitas, atau lebih sempit lagi , mengenai sains, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan atau hakikat universitas, selalu digandengkan dengan humaniora. Keduanya dibandingkan untuk melihat perbedaannya. Untuk tujuan-tujuan tertentu, misalnya, penyusunan kurikulum atau organisasi universitas, perbedaanya ditonjolkan. Menurut P.W.Bridgman(1963:168) perbedaan di antara keduanya relatif dangkal. Yang perlu diperhatikan adalah persamaannya. Keduanya terutama merupakan kegiatan manusia dan kegiatan intelektual.
Sebagai pusat kebudayaan, universitas diharapkan dapat mengarahkan perkembangan budaya nasional Indonesia yang sanggup berhadapan dengan segala macam tuntutan era globalisasi yang sudah semakin menggekala dewasa ini.

Certificate English Progrramme in LSPR



Certificate ETC



Certificate tes TOEFL



Certificate EF - 2003




certificate EF




Certificate tes TOEIC



Certificate Table Manner



Tugas Marketing Planning and Control

Dalam tugas ini, kelompok harus dapat meriset tentang produk Indomiemelalui data atau informasi yang telah dikumpulkan,serta kelompok harus membuat strategy dan tactic yang sesuai dengan data tersebut.

INDOMIE

Directed by :

Angelica 2007110143
Desia Yunita 2007110203
Priyanto Indra 2007110130
Ratna Dewi 2007110192
Rizky Purnadi 2007110007
William 2007110177

Product Life Cycle of Indofood

Development

PT Indofood Sukses Makmur Terbuka, The Group's principal activities are manufacturing, packaging and distributing noodles, flour, cooking oils and margarine, food seasonings, snack foods, as well as nutrition and special food and the Group operates in , Jakarta, Indonesia. This company establish since 1972. The products are marketed under various brand including Indomie, Pop Mie, Sarimi, Supermi, Kecap Indofood, Promina, SUN, Bumbu Kaldu Indofood,Trenz dan lain-lain. Products are distributed through subsidiaries, independent distributors as well as cooperatives.

Target Market

Demographic segmentation :

gender : female and male

age : 15-20

religion : all of religion

job : students, part timers, NOT executif

social grade: B-C

geographic : all region

Introduction

Indomie Mi Goreng is a mee goreng, an instant noodles product line made under the Indomie brand by the Indofood company, the world's largest instant noodle manufacturer, located in Indonesia. Mee Goreng (Malaysian) or Mi Goreng, (Indonesian) in Indonesian and Malaysian, means "fried noodle".

Description

Mi Goreng is Indonesian for "fried noodle". Indomie's Mi Goreng is a soupless instant noodle that is similar to the traditional mi goreng found cooked by hawkers, in restaurants and homes in Indonesia.

A typical box of Indomie Mi Goreng, containing 30 packets.

Each packet of 'original' Mi Goreng weighs net 85g, and contains two flavour sachets, one with wet ingredients and one with dry ingredients. The first sachet is split into three segments and contains the liquid condiments: thick, sweet soy sauce - sold separately as Indofood Kecap Manis, chili sauce, and seasoning oil with Onion flakes. The second sachet is split into two segments: one contains a dry seasoning powder, whilst the other contains fried onion.

Growth

Indomie available in more than 150,000 Indonesian retail food outlets. It is distributed in Australia, Asia, Africa, the United States and many European countries.


∆ Market Share & Market Growth

With facility it enjoyed under the Suharto regime, the Salim Group through its sub-group the Indofood Group, controls the market of instant noodle with a market share of 80% in the country. In 1999, the Indofood Group even controlled 95% of instant noodle market in the country.

The country's instant noodle industry grew 12% in 2006 compared with previous year. In 2005, sales of instant noodle totaled 13 billion packs, up to 14.5 billion packs in 2006. The Indonesian market is highly potential with large population of 220 million or the fourth largest in the world. In 2006, per capita consumption of instant noodle in the country was only 63 packs a year as against 70 packs in South Korea.

The market, therefore, is still widely open. The middle to high market segments are still untapped. Middle to high class market segments are still dominated by imported products. Now, however, Indofood is seeking to establish its foothold in the higher class market with high end products such as Mi Imlek, Mi Ulang Year and Mi Kasih Sayang. There are also new players in the instant noodle market such as Mie Gaga, Mie 100 (Mie Cepek) produced by PT. JakaranaTama.

Though increasing n absolute term, the market share of Indofood's product of Indomie has declined to 77% from 80% earlier especially after the emergence of new rival PT. Prakarsa Alam Segar (Group Wingsfood) with its product of Mie Sedaap, which has succeeded in grabbing a significant share of the market. Mie Sedap now has a market share of 12%. Since 2003, the rivalry has been virtually between Indomie and Mie Sedaap both controlling 89% of the market. Many other small producers split the remaining 11% of the market.

Maturity

Indomie's Mi Goreng comes in a plethora of different varieties, as follows:

'Original' Mi Goreng

Mi Goreng BBQ Chicken

Mi Goreng Curry Chicken

Mi Goreng Pedas (spicy)

Mi Goreng Rasa Baso Sapi (beef meatball flavor)

Mi Goreng Rendang

Mi Goreng Satay

Mi Goreng Kriuuk (Indomie Goreng Kriuuk ...8x, 3 variants; chicken, onion & spicy)

Mi Goreng Special Chicken

Mi Goreng Chicken

Mi Goreng Onion Chicken

Mi Goreng Soto Mie

Mi Goreng is typically available in most parts of Asia and in countries which have strong Asian populations, e.g. Australia. It is also popular in Persian Gulf countries like Qatar, and is starting to develop a following and reputation in the United States.



5w+1H

Who

PT Indofood Sukses Makmur Terbuka Group operates in , Jakarta, Indonesia. The products are marketed under various brand including Indomie, Pop Mie, Sarimi, Supermi, Kecap Indofood, Promina, SUN, Bumbu Kaldu Indofood,Trenz dan lain-lain. Products are distributed through subsidiaries, independent distributors as well as cooperatives.

What

Indomie Mi Goreng is a mee goreng, an instant noodles product line made under the Indomie brand by the Indofood company, the world's largest instant noodle manufacturer, located in Indonesia. Purchased separately in packs of five from the pasta and rice section of supermarkets, or in boxes of 30 (sometimes 40) from primarily Asia Pacific groceries and other related local supermarket chains.


Where

Mi Goreng is typically available in most parts of Asia and in countries which have strong Asian populations, e.g. Australia. It is also popular in Persian Gulf countries like Qatar, and is starting to develop a following and reputation in the United States. It is distributed in Australia, Asia, Africa, the United States and many European countries.

When

Indomie Goreng is establish since 1972 and it has been developing until now.

How

PT. Indofood produces Indomie Goreng with high technology machine and hygienic. The company makes simple packaging with the picture of the served noodles to package it, so the consumers would attract to but our product.


SWOT analysis

STREGTH

As we know Indomie goreng is produced by PT. Indofood that has a great credibility and it is also already exist in international market. Indomie Goreng have good tasted with high standart quality product, priceless, easily prepared, has some variants of flavour, and has lincenses from MUI(HALAL) and other government license, strong brand positioning.


Weakness

Packaging and the ingredients of the product are not innovated, very simple, and all of the instant noodle are not good to be consumed often.

Opportunity

This product can be as be primary food (e.g; if there are any accident, like earthquake, flood,etc- most people usually donate indomie), the other opportunities are consumen already trust the product and it can be for job’s opportunity.

Threats

This product has many competitors, which are more innovated, it had ever been get bad publicty rumour, issue global warming.



Strategy and tactics


Promotion

Strategy

For 3 month, Create awareness to get new customers and increase loyalty of our customers.

Tactics

Create events, e.g. jingle dare(already exist), exhibition events(made a creation of mie goring with your own idea, photograph exhibition eat mie goreng with cutest face), create new advertisement from indomie goreng.

Product

Strategy

For 6 month, Presents new packaging from indomie goreng

Tactics

Made a new packaging of mie goreng(5 packs in 1 box) and give bonus(for purchasing 10 packs of indomie goreng customer can get 1 bottle of indofood sauce)

Product

Strategy

For 12 month, Produce new version of indomie goreng

Tactics

Upsize indomie goreng (2 in 1 packs) and change the packaging (Indomie Double)